Kamis, 30 April 2015

Mengucapkan 2 Kalimat Syahadat

Tidak ada komentar:

Mengucapkan 2 Kalimat Syahadat

Mengucapkan 2 kalimat syahadat (Syahadatain) merupakan rukun Islam yang pertama. Seseorang jika ingin masuk Islam, maka dia harus mengucapkan 2 kalimat syahadat dengan penuh keyakinan. Ucapan syahadat juga selalu kita ucapkan setiap kita shalat di dalam tahiyat.
Dari Umar ra, beliau berkata: Pada suatu hari ketika kami duduk di dekat Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Pada dirinya tidak tampak bekas dari perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Kemudian ia duduk di hadapan Nabi, lalu mendempetkan kedua lututnya ke lutut Nabi, dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya, kemudian berkata: ”Wahai Muhammad, terangkanlah kepadaku tentang Islam.”
Kemudian Nabi menjawab: ”Islam yaitu: hendaklah engkau bersaksi tiada sesembahan yang haq disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah. Hendaklah engkau mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”
…dan seterusnya hingga selesai seperti hadits sebelumnya HR. Muslim).
Kalimat Syahadat merupakan peneguh yang diberikan Allah untuk meneguhkan orang yang beriman.
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat,dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki” (QS. Ibrahim: 27)
Makna ‘ucapan yang teguh’ dalam ayat ini adalah dua kalimat syahadat yang dipahami dan diamalkan dengan benar, sebagaimana yang ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya (jilid 4, hal. 1735):
Dari Baro’ bin ‘Azib ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “seorang muslim ketika dia ditanya di dalam kuburnya oleh malaikat Munkar dan Nakir maka dia akan bersaksi bahwa ‘tidak ada Tuhan kecuali Allah’ (لا إله إلا الله) dan ‘Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah’ (محمد رسول الله), itulah makna Firman-Nya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.
Syahadat Pertama
Syahadat pertama, “Laa ilaaha illallahu” artinya “Tidak ada Tuhan selain Allah.” Artinya dia hanya menyembah Allah dan tidak menyembah yang lain sebagai sekutu Allah. Dia hanya mentaati perintah Allah. Bukan mentaati perintah yang lain sehingga akhirnya justru mengingkari perintah Allah. Kalimat ini disebut kalimat Tauhid.
Kalimat Tauhid Adalah Inti Ajaran Para Nabi.
Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia…” [QS 7:158]
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). [QS 7:59]
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” [QS 7:65]
Banyak lagi ayat Al Qur’an yang menyebut para Nabi mengajak kaumnya dengan kalimat Tauhid agar hanya menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya.
Tauhid inilah yang utama didakwahkan oleh ummat Islam ke seluruh manusia sehingga mereka mengucapkan 2 kalimat syahadat dan meyakininya sepenuh hati.
Syahadat Kedua
Syahadat kedua, ”Muhammaddur rasulullah” artinya Muhammad adalah utusan Allah. Dengan syahadat ini, ummat Islam meski meyakini adanya rasul lain seperti Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan sebagainya namun hanya mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Ini karena ajaran para rasul lain sudah diselewengkan oleh pengikutnya sehingga justru bertentangan dengan ajaran yang aslinya seperti mempersekutukan Allah dengan makhluknya.
Dengan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kita wajib meyakini apa yang dibawanya, yaitu Al Qur’an, berikut penjelasan dan contoh yang dia berikan, yaitu sunnah Nabi. Selain meyakini, kita juga harus mengamalkannya dengan mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya serta beribadah kepada Allah SWT sesuai dengan yang dicontohkannya (sesuai syari’at).
Kita wajib meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rasul terakhir yang harus kita contoh dan ikuti.
”Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi” [QS Al Ahzab:40]
Rasulullah SAW: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
Artinya jika setelah Nabi Muhammad ada yang mengaku sebagai Nabi dan berusaha menyampaikan ajaran Islam melalui versinya, kita wajib mengingkarinya karena sesungguhnya mereka adalah pendusta dan ajaran Islam sudah sempurna:
“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku” [Abu Daud]
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” [Al Maa-idah:3]
Kita wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW karena beliau mendapat wahyu dan bimbingan langsung dari Allah. Selain itu beliau sebagaimana para Nabi lainnya terjaga dari dosa (maksum) karena begitu ada kesalahan sedikit langsung mendapat teguran dari Allah SWT dan bertobat.
Seseorang yang mengucapkan dua kalimat syahadat selesai wudlu, maka dapat memasuki surga dari pintu mana saja yang dia mau.
Seorang yang selesai berwudhu dengan baik lalu mengucapkan dua kalimat syahadat, maka akan terbuka baginya pintu-pintu surga yang delapan dan dia dapat memasuki pintu yang mana saja dia kehendaki. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Nabi Muhammad SAW menyeru orang agar meyakini tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya. Kepada para dai yang dikirim ker berbagai tempat juga diajarkan agar hal itu merupakan satu bahan dakwah yang pokok:
2 Kalimat Syahadat inti Dakwah para Dai
Hadis riwayat Muaz ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mengutusku, beliau bersabda: Engkau akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab. Karena itu, ajaklah mereka kepada persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Jika mereka taat, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka salat lima waktu dalam sehari semalam. Kalau mereka taat, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka membayar zakat, yang diambil dari orang kaya di antara mereka dan diberikan kepada orang miskin di antara mereka. Jika mereka taat, maka waspadalah terhadap harta pilihan mereka. Dan takutlah engkau dari doa orang yang dizalimi, karena doa itu tidak ada sekat dengan Allah Taala. (Shahih Muslim No.27)
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad saw. adalah utusan Allah, mendirikan salat dan mengeluarkan zakat. Barang siapa melaksanakannya berarti ia telah melindungi diri dan hartanya dariku kecuali dengan sebab syara, sedang perhitungannya (terserah) pada Allah Taala. (Shahih Muslim No.33)
Mengucapkan 2 Kalimat Syahadat Imbalannya Surga
Setiap ummat Islam yang bersaksi dengan penuh keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka dia akan masuk surga.
Hadis riwayat Ubadah bin Shamit ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa mengucapkan: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya dan bersaksi bahwa Nabi Isa as. adalah hamba Allah dan anak hamba-Nya, serta kalimat-Nya yang dibacakan kepada Maryam dan dengan tiupan roh-Nya, bahwa surga itu benar dan bahwa neraka itu benar, maka Allah akan memasukkannya melalui pintu dari delapan pintu surga mana saja yang ia inginkan. (Shahih Muslim No.41)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. dan Muaz bin Jabal berboncengan di atas tunggangan. Rasulullah saw. bersabda: Hai Muaz. Muaz menyahut: Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah. Rasulullah saw. memanggil lagi: Hai Muaz. Muaz menjawab: Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah. Sekali lagi Rasulullah saw. memanggil: Hai Muaz. Muaz menjawab: Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah. Rasulullah saw. bersabda: Setiap hamba yang bersaksi bahwa: Tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, maka Allah mengharamkan api neraka atasnya. Muaz berkata: Wahai Rasulullah, bolehkah aku memberitahukan hal ini kepada orang banyak agar mereka merasa senang? Rasulullah saw. bersabda: Kalau engkau kabarkan, mereka akan menjadikannya sebagai andalan. (Shahih Muslim No.47)

Inti Ajaran Islam: Iman, Islam, dan Ihsan

Tidak ada komentar:

Inti Ajaran Islam: Iman, Islam, dan Ihsan

Tertiup Angin
Pokok ajaran Islam ada 3, yaitu: Iman, Islam dan Ihsan. Dasarnya adalah hadits sebagai berikut:
Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda bekas perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata, “Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.”
Kemudian dia bertanya lagi, “Kini beritahu aku tentang iman.” Rasulullah Saw menjawab, “Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya.”
Orang itu lantas berkata, “Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan.” Rasulullah berkata, “Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda.
Dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang Assa’ah (azab kiamat).” Rasulullah menjawab, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang tanda-tandanya.” Rasulullah menjawab, “Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat.” Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?” Lalu aku (Umar) menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah Saw lantas berkata, “Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Muslim)

a.Rukun Iman 6 Perkara

Iman adalah keyakinan kita pada 6 rukun iman. Islam adalah pokok-pokok ibadah yang wajib kita kerjakan. Ada pun Ihsan adalah cara mendekatkan diri kita kepada Allah.
Tanpa iman semua amal perbuatan baik kita akan sia-sia. Tidak ada pahalanya di akhirat nanti:
”Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun…” [An Nuur:39]
”Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” [Ibrahim:18]
Iman ini harus dilandasi ilmu yang mantap sehingga kita bisa menjelaskannya kepada orang lain. Bukan sekedar taqlid atau ikut-ikutan.
Sebagaimana hadits di atas, rukun Iman ada 6. Pertama Iman kepada Allah. Artinya kita meyakini adanya Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah. Di bab-bab berikutnya akan dijelaskan secara rinci tentang hal ini.
Rukun Iman yang kedua adalah iman kepada Malaikat-malaikat Allah. Kita yakin bahwa Malaikat adalah hamba Allah yang selalu patuh pada perintah Allah.
Rukun Iman yang ketiga adalah beriman kepada Kitab-kitabNya. Kita yakin bahwa Allah telah menurunkan Taurat kepada Musa, Zabur kepada Daud, Injil kepada Isa, dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad. Namun kita harus yakin juga bahwa semua kitab-kitab suci di atas telah dirubah oleh manusia sehingga Allah kembali menurunkan Al Qur’an yang dijaga kesuciannya sebagai pedoman hingga hari kiamat nanti.
”Maka kecelakaan yang besar bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” [Al Baqarah:79]
Kita harus meyakini kebenaran Al Qur’an dan mengamalkannya:
”Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
Rukun Iman yang keempat adalah beriman kepada Rasul-rasul (Utusan) Allah. Rasul/Nabi merupakan manusia yang terbaik yang pantas dijadikan suri teladan yang diutus Allah untuk menyeru manusia ke jalan Allah. Ada 25 Nabi yang disebut dalam Al Qur’an yang wajib kita imani di antaranya Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad.
Karena ajaran Nabi-Nabi sebelumnya telah dirubah ummatnya, kita harus meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir yang harus kita ikuti ajarannya.
”Muhammad bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi…” [Al Ahzab:40]
Rukun Iman yang kelima adalah beriman kepada Hari Akhir (Kiamat/Akhirat). Kita harus yakin bahwa dunia ini fana. Suatu saat akan tiba hari Kiamat. Pada saat itu manusia akan dihisab. Orang yang beriman dan beramal saleh masuk ke surga. Orang yang kafir masuk neraka.
Selain kiamat besar kita juga harus yakin akan kiamat kecil yaitu mati. Setiap orang pasti mati. Untuk itu kita harus selalu hati-hati dalam bertindak.
Rukun Iman yang keenam adalah percaya kepada Takdir/qadar yang baik atau pun yang buruk. Meski manusia wajib berusaha dan berdoa, namun apa pun hasilnya kita harus menerima dan mensyukurinya sebagai takdir dari Allah.

b.Rukun Islam 5 Perkara

Ada pun rukun Islam terdiri dari 5 perkara. Barang siapa yang tidak mengerjakannya maka Islamnya tidak benar karena rukunnya tidak sempurna.
Rukun Islam pertama yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Asyhaadu alla ilaaha illallaahu wa asyhaadu anna muhammadar rasuulullaah. Artinya kita meyakini hanya Allah Tuhan yang wajib kita patuhi perintah dan larangannya. Jika ada perintah dan larangan dari selain Allah, misalnya manusia, yang bertentangan dengan perintah dan larangan Allah, maka Allah yang harus kita patuhi. Ada pun Muhammad adalah utusan Allah yang menjelaskan ajaran Islam. Untuk mengetahui ajaran Islam yang benar, kita berkewajiban mempelajari dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad.
Konsekwensi dari 2 kalimat syahadat adalah kita harus mempelajari dan memahami Al Qur’an dan Hadits yang sahih (minimal Kutuubus sittah: Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, An Nasaa’i, dan Ibnu Majah) dan mengamalkannya.
Rukun Islam kedua adalah shalat 5 waktu, yaitu: Subuh 2 rakaat, Dzuhur dan Ashar 4 raka’at, Maghrib 3 rakaat, dan Isya 4 raka’at. Shalat adalah tiang agama barang siapa meninggalkannya berarti merusak agamanya.
Rukun Islam ketiga adalah membayar zakat bagi para muzakki (orang yang wajib pajak/mampu). Ada pun orang yang mustahiq (berhak menerima zakat seperti fakir, miskin, amil, mualaf, orang budak, berhutang, Sabilillah, dan ibnu Sabil) berhak menerima zakat. Zakat merupakan hak orang miskin agar harta tidak hanya beredar di antara orang kaya saja.
Rukun Islam keempat adalah puasa di Bulan Ramadhan. Yaitu menahan diri dari makan, minum, hubungan seks, bertengkar, marah, dan segala perbuatan negatif lainnya dari subuh hingga maghrib.
Rukun Islam yang kelima adalah berhaji ke Mekkah jika mampu. Mampu di sini dalam arti mampu secara fisik dan juga secara keuangan. Sebelum berhaji, hutang yang jatuh tempo harus dibayar dan keluarga yang ditinggalkan harus diberi bekal yang cukup. Nabi berkata barang siapa yang mati tapi tidak berhaji padahal dia mampu, maka dia mati dalam keadaan munafik.

c.Ihsan Mendekatkan Diri kepada Allah

Ada pun Ihsan adalah cara agar kita bisa khusyuk dalam beribadah kepada Allah. Kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah. Jika tidak bisa, kita harus yakin bahwa Allah SWT yang Maha Melihat selalu melihat kita. Ihsan ini harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga jika kita berbuat baik, maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk Allah. Sebaliknya jika terbersit niat kita untuk berbuat keburukan, kita tidak mengerjakannya karena Ihsan tadi.
Orang yang ihsannya kuat akan rajin berbuat kebaikan karena dia berusaha membuat senang Allah yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia selalu yakin Allah melihat perbuatannya.
Ihsan tidak hanya membuat hubungan baik dengan Allah. Tapi juga dengan manusia. Keliru sekali jika ada orang yang hubungannya dengan Allah “baik”, tapi dengan manusia amat buruk. Misalnya pemarah, dengki, gemar berburuk sangka, mengadu-domba, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam Islam ada Hablum Minallahu (Hubungan dengan Allah) dan Hablum Minannas (Hubungan dengan manusia):
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” [Al Baqarah 83]
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” [Al Baqarah 177]
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” [Al Baqarah 195]
Orang yang belas kasihan akan dikasihi Arrahman (Yang Maha Pengasih), karena itu kasih sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu dikasih-sayangi mereka yang di langit. (HR. Bukhari)
Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya. (Shahih Muslim No.4283)
Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus beriman dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu bila kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu. (HR. Muslim)

Apakah agama islam itu?

Tidak ada komentar:

Apakah agama islam itu?

Agamaku adalah islam, yaitu yang dituntunkan oleh Al-Quran dan Hadis Nabi mengenai peribadahan kepada Allah dan ketaatan terhadap-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Qs. Ali Imran: 19)
Jibril bertanya: “Wahai Muhammad, terangkan kepadaku tentang Islam!”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Islam itu hendaklah engkau bersaksi bahwa tiada sembahan yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah, dan bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah. Mendirikan sholat. Menunaikan zakat. Berpuasa pada bulan ramadhan. Dan mengerjakan haji ke Baitullah jika engkau mampu menjalaninya.” (Shahih Muslim I/135)

Ajaran dasar Ilmu Nafas

Tidak ada komentar:


Ajaran dasar Ilmu Nafas

“Dirangkum dari status-status tentang Nafas”
 .
Adapun Nafas yang keluar masuk, dinamakan Muhammad = Nabi kepada kita.
Kemudian yang dinamakan Muhammad itu adalah Pujian,
.
Ilmu Nafas itu dinamakan :
.
1.Bila diluar = Ilmu Gaibul Guyub.
2. Bila didalam = Ilmu Sirrul Asrar.
.
Dari Nafas itulah munculnya ibadah Muhammad.
Dari Jasad itulah munculnya ibadah Adam.
.
Sebagaimana yang ada di dalam Rukun Islam bahwa ibadah Muhammad itu adalah Sholahud Da’im = Sholat yang terus-menerus tanpa henti.
.
Wahdah Fil Kasrah = Pandang satu kepada yang banyak,
.
Nafas itu yang keluar masuk dari mulut.
Nufus itu yang keluar masuk dari hidung.
Tanafas itu yang keluar masuk dari telinga.
Amfas itu yang keluar masuk dari mata
.
Maka Nafas itulah yang menuju kepada “ARASHTUL MAJID” karena itu hendaklah kita ketahui Ilmu Nafas, yaitu Ilmu Gaibul Guyub, karena termasuk dari ibadah Muhammad.
.
Ilmu Nafas harus disertai dengan ibadah praktek, akan sulit jadinya bila hanya dengan teori.
Pahami dulu hal ini :
.
  1. Nafas yang keluar dari lubang hidung kiri itu dinamakan Jibrill, maka ucapannya “ALLAH”.
  2. Nafas yang masuk melalui lubang hidung kanan itu dinamakan Izraill, maka ucapannya “HU”.
Zikirullah yang 2 diatas dinamakan NUR. Maka jadilah 2 Nur  = “ALLAH”  +  ”HU” , 2 Nur ini bertemu di atas bibir, tidak masuk ke dalam tubuh, amalan ini sampailah ke derajatnya yang dinamakan “Nurul Hadi”, maka ke arah itulah yang dicapai.
setelah itu Nafas naik di dalam badan dan dinamakan AHMAD,
  1. Nafas yang  turun dari ubun-ubun sampai kepada Jantung Nurani itu dinamakan Izraill, ucapanya “ALLAH”.
  2. Nafas yang dari jantung naik sampai ke ubun-ubun itu dinamakan Jibrill, maka ucapannya “HU”.
    Maka amalan inilah yang dinamakan :
“Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah” = Amalan Sholeh = Pintu Makrifat
Kedua perkara diatas itu hendaklah diamalkan walau tanpa wudhu dan jangan dikencangkan suaranya hanya kita yang dengar semata-mata “Khafi” (lafadz di dalam hati).
Sesungguhnya yang dinamakan HATI (Qalbu) itu adalah Nur yang memancar dari bagian bawah jantung (bagian Muhammad) ke arah bagian atas jantung (bagian Allah).
Adapun zikir NAFAS itu adalah ketika keluar ALLAH dinamakan ABU BAKAR,
zikirnya ketika masuk adalah HU dinamakan UMAR, letaknya NAFAS adalah di mulut.
Adapun zikir ANFAS itu adalah ketika keluar adalah ALLAH dan ketika masuk adalah HU, letaknya ANFAS pada hidung, dinamakan MIKAIL dan JIBRIL.
Adapun zikir TANAFAS itu adalah tetap diam dengan “ALLAH HU” letaknya di tengah-tengah antara dua telinga, dinamakan HAKEKAT ISRAFIL.
Adapun zikir NUFUS adalah ketika naik HU dan ketika turun adalah “ALLAH” letaknya di dalam jantung, Diri Nufus ini dikenal dengan USMAN dan perkerjaanya dikenal sebagai ALI.
Sabda Nabi saw : “Barangsiapa keluar masuk nafas dengan tiada zikir, maka sia-sialah ia”
.
Awalnya Nafas itu atas dua langkah, satu Naik dan kedua Turun.
.
Ketika naiknya itu sampai kepada 7 tingkat langit maka berkata :
“Wan Nuzuulu Yajrii Ilal Ardhi Fa Qoola HUWALLOH”.
.
Ketika turun kepada 7 lapis bumi maka nafas Nabi itu bunyinya ALLAH.
Ketika masuk pujinya HUWA.
Ketika terhenti seketika antara keluar masuk namanya Tanafas, pujinya AH.. AH.
Ketika tidur  “mati” namanya Nufus “Haqqul Da’im”
.
Ingatlah olehmu dalam memelihara Nafas-mu itu, dengan menghadirkan makna-makna diatas ini senantiasa, di dalam berdiri dan duduk dan diatas segala aktivitas yang diperbuat hingga memberi “tanda” kepada sekalian badan dan segala cahaya Nurul Alam atas segalanya.
.
Tetaplah “tilik” hatimu, jadilah engkau hidup di dalam Dua Negeri yakni Dunia dan Akhirat, semoga dianugrahkan Allah bagimu pintu selamat sejahterah Dunia dan Akhirat.
.
Semoga pula dianugerahi Allah Ta’ala bagimu sampai kepada martabat segala Nabi dan diharamkan Allah Ta’ala tubuhmu dimakan api neraka dan badanmu pun tiada dimakan tanah di dalam kubur.
.
Tetaplah dengan hatimu wahai saudaraku..,
janganlah engkau menjadi orang yang lupa dan lalai,
Semoga dibahagiakan Allah Ta’ala atas mu dengan “berhadapan senantiasa”, sampai ajal menjemputmu.
.
Bahwa :
.
Nafas kita keluar masuk sehari semalam yaitu pada siang 12.000X dan pada malam 12.000X karena inilah jumlah jam sehari semalam 24jam, pada siang 12jam dan malam 12jam, demikianlah seperti huruf  “Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah”, masing-masing mempunyai 12huruf berjumlah 24huruf semuanya.
.
Barang siapa ‘mengucap’ dengan sempurna yang 7 kalimah itu, niscaya ditutupkan Allah Ta’ala Pintu Neraka yang 7.
Barang siapa ‘mengucap’ yang 24huruf ini dengan sempurna, niscaya diampuni Allah Ta’ala yang 24jam. Inilah persembahan kita kepada Tuhan kita, yang tiada putus-putusnya, yang dinamai Sholahud Da’im = Puasa melakukan nafsu dzahir dan batin.
.
Sabda Nabi saw : “Ana Min Nuurillah Wal ‘Aalami Nuurii”
Artinya : “Aku dari Cahaya Allah dan sekalian alam dari Cahayaku”
.
Sebab itulah dikatakan “Ahmadun Nuurul Arwah” artinya “Muhammad itu bapak sekalian nyawa”  dan dikatakan “Adam Abu Basyar” artinya “Adam bapak sekalian tubuh”.
.
Adapun yang dikatakan Fardhu itu Nyawa, karena Nyawa badan kita dapat bergerak
.
Awal Muhammad Nurani
Akhir Muhammad Rohani.
Dzahir Muhammad Insani
Batin Muhammad Robbani.
.
Awal Muhammad Nyawa kepada kita
Akhir Muhammad Rupa kepada kita,
.
Yang bernama Allah Sifatnya, sedangkan sebenar-benarnya Allah itu “Dzat Wajibal Wujud”
Yang sebenar-benar Insan adalah manusia yang dapat  berkata-kata adanya.
.
Kita telah mendengar bahwa barang siapa yang tidak mengenal Ilmu zikir nafas maka sudah tentu orang tersebut tidak dapat menyelami alam hakekat Sholahud Da’im.
.
Perhatikan kembali bab-bab yang lalu, telah banyak diterangkan dengan jelas tentang sholat, dimana pengertian sholat tersebut adalah berdiri menyaksikan diri sendiri yaitu penyaksian kita terhadap diri dzahir dan diri batin kita yang menjadi rahasia Allah Taala.
Pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan pembicaraan takrif dan cara-cara untuk mencapai martabat atau maqam sholat da’im..
.
Sholat Daim boleh ditakrifkan sebagai sholat yang berkekalan tanpa putus walaupun sesaat selama hidupnya, yaitu penyaksian diri sendiri (diri batin dan diri dzahir).
.
 YANG MEREKA ITU TETAP MENGERJAKAN SHOLAT  (Al-Makrij:23).
.
Di dalam sholat tugas kita adalah menumpukan sepenuh perhatian dengan mata batin kita menilik diri batin kita dan telinga batin menumpukan sepenuh perhatian kepada setiap bacaan oleh angota dzahir dan batin kita disepanjang “acara” sholat tanpa menolehkan perhatian kearah lain.
Sholat adalah merupakan latihan diperingkat awal untuk melatih diri kita supaya menyaksikan diri batin kita yang menjadi rahasia Allah Taala
… tetapi setelah berhasil membuat penyaksian diri diwaktu kita menunaikan sholat, maka haruslah pula melatih diri kita supaya dapat menyaksikan diri batin kita pada setiap saat dalam waktu 24 jam, sebab itulah kita mengucapkan syahadah:
.
“Asyhaduanlla Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah”
.

Maka berarti kita berikrar dengan diri kita sendiri untuk menyaksikan diri rahasia Allah itu pada setiap saat di dalam 24jam sehari semalam.
Oleh karena itu untuk mempraktekkan penyaksian tersebut, maka kita haruslah mengamalkan Sholatul Da’im dalam kehidupan kita sehari-hari sebagaiimana yang pernah dikerjakan dan diamalkan oleh Rasulullah saw, Nabi-nabi dan Wali-wali Allah yang Agung.
.
Syarat mendapatkan Maqam Sholahudda’im :
.
1- Hendaklah memahami betul dan berpegang teguh dengan hakekat ZIKIR NAFAS
2- Haruslah terlebih dahulu mampu mendapatkan pancaran NUR QALBU.
3- Telah mengalami proses pemecahan wajah KHAWAS FI AL KHAWAS.
4- Memahami dan berpegang dengan penyaksian sebenarnya SYUHUD AL-HAQ.
.
Untuk mengamalkan dan mendapatkan maqam sholat da’im maka sesorang itu haruslah memahami pada peringkat awalnya tentang hakekat perlakuan zikir nafas yaitu tentang gerak-geriknya.. zikirnya.. lafadz zikirnya…letaknya.. dan sebagainya, hal ini telah di-urai dalam bab-bab yang lalu,oleh karena itu amalkanlah zikir nafas itu bersungguh sungguh supaya kita mendapat QALBU yaitu pancaran Nur di dalam jantung kita yang menjadi kuasa pemancar kepada makrifat untuk makrifat diri kita dengan Allah Taala.
.
Sesungguhnya dengan zikir nafas sajalah gumpalan darah hitam yang menjadi istana iblis di dalam jantung kita akan hancur dan terpancarlah “NUR QALBU” dan kemudian terpancar pula makrifah yang membolehkan seseorang itu memakrifatkan dirinya dengan Allah Ta’ala dan dapatlah diri rahasia Allah yang menjadi diri batin kita membuat hubungan dengan diri “DZATUL HAQ”  Tuhan semesta alam.
.
Latihan untuk menyaksikan diri ini hendaklah dikerjakan secara bertahap, tahap awal yaitu melalui “acara” sholat sebagaimana yang diterangkan di dalam bab yang lalu.. selama proses penyaksian diri berlangsung maka orang itu akan mengalami satu proses membebaskan diri batin “KHAWAS FI KHAWAS” dari jasad dan dengan itu maka seseorang akan dapat melihat wajah kesatu wajah kedua seterusnya sampailah kepada wajah kesembilan yaitu martabat yang paling tinggi di dalam ilmu gaib… dengan mendapat pecahan wajah maka akan dapatlah orang itu membuat suatu penyaksian yang sebenar pada setiap saat dimasa hidupnya pada waktu “acara” ibadah ataupun keadaan biasa.
.
Pada tahapan seperti ini dinamakan martabat “BAQA BILLAH” yaitu suatu keadaan yang kekal pada setiap pendengaran, penglihatan, perasaan dan sebagainya, dan pada tahap ini ia adalah seperti orang awam biasa-biasa saja, tidak nampak dan sulit untuk mengetahui derajat dirinya disisi Allah Ta’ala..
.
Biasanya orang yang berhasil mencapai maqam Sholahud Da’im maka dapatlah ia kembali kehadrat Allah Ta’ala dengan diri batin dan diri dzahir tanpa terpisahkan diantara satu sama lain, ia dapat memilih hendak mati atau hendak gaib.

Ilmu Hakekat Usul Diri

Tidak ada komentar:


Ilmu Hakekat Usul Diri

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

” NUR QALBU “

by Zulkarnain Bandjar

Ber-awal NUR itu keluar dari HATI yaitu PERASAAN yang merupakan ISTANA MUHAMMAD di pancarkan-lah ke PIKIRAN menjadi AKAL yang merupakan ISTANA ALLAH  kemudian dari situ-lah keluar menjadi suatu TINDAKAN dan tindakan atau PERBUATAN yang ber-ulang-ulang akan menjadi suatu KEBIASAAN dari kebiasaan menjadi suatu KARAKTER selanjutnya akan menentukan NASIB orang tersebut.


“ZIKIR NAFI ITSBAT”


Cara Zikir Nafi Itsbat :
1. Istighfar – 7x = “Astaghfirullaha Robbi Min Kulli Zanbin Wa Atubu Ilaihi”
2. Niat : ini adalah adab, etika dalam berdoa, mohon izin dengan cara menghadiahkan ‘pahala’ bacaan (Al-Fatihah+Qul Huwa Allah) kepada para guru-guru, sebut saja mulai guru awal sampai guru akhir, yang sudah dikenal (sebutkan) atau yang belum dikenal (bayangkan sejenak), mohon keberkahan dari  amalan ajaran ini, hadiahkan juga ‘pahala’ ini kepada semua leluhur “kramat” mulai dari bapak, kakek, dan seterusnya (kalau kenal sebutkan kalau tidak bayangkan sejenak) dengan segala kerendahan hati ucapkan :
“Ya Allah! Dengan izinMu aku hadiahkan “karomah” dari bacaan Fatihah dan Qul Hu Allah kepada sekalian arwah para guru, para leluhur yang saya maksudkan”.
Selepas niat langsung baca :
3. Alhamdu Syarif – 1x = “Surah Al-Fatihah dengan A’uzubillah dan Bismillah”
4.Qul Huwa Allah – 3x  = “Surah Al-Ikhlas dengan Bismillah”
5.Selepas itu fokus lagi lalu bayangkan hadirnya Maut – (Caranya : ucapkan dalam hati, “Aku sudah mati…, rasakan ketika dimandikan orang…, kemudian dikafankan orang…., lalu di-sholat-kan orang…, dan dihantarkan orang jenazah aku kedalam liang lahad…, gambarkan itu semua”)
6. Buang nafas dan tahan di bawah pusat serta angkat lidah ke langit-langit. Hati mengucapkan ‘LA’ sambil menariknya dari pusat naik ke otak dan ketika menyebut lafadz ‘ILAHA’ hendaklah membawanya ke arah bahu kanan dan ketika menyebut lafadz ‘ILLA ALLAH’ hendaklah dihempaskan ke hati, dengan merasakan kesannya terhadap semua Lataif Alam Amar dan Alam Khalaq tanpa menggerakkan lidah dan anggota tubuh.
Zikirlah sampai “merasa fana” dan ketika hendak melepaskan nafas sambung dengan ucapkan MUHAMMADUR RASULULLAH.
7. Tawajjuhkan diri terhadap hati dan hati bertawajjuh kepada Allah Ta’ala. Ini adalah Wuquf Qalbi.
8. Senantiasa Muraqabah dengan menggambarkan limpahan Faidhz dari Allah Ta’ala jatuh ke hati kita
.
9. Sesudah beberapa lama kemudian, ucapkan dalam hati dengan rasa rendah diri ucapan “Baz Gasht”  yaitu :

Bagi peringkat awal ucapkan :

“Ilahi Anta Maqsudi Wa Ridhoka Matlubi”

“Ya Tuhanku! Maksudku hanyalah Engkau dan Keredhaan Mu yang aku harapkan”

Bagi peringkat pertengahan hendaklah menambah ucapan:

“A’tini Mahabbataka Wa Ma’rifataka”
“Karuniakanlah Cinta dan Ma’rifat Mu”


Bagi peringkat tinggi sebelum itu harus diucapkan:
Taraktu Ad-Dunia wa Al-Akhirah laka A’tini Mahabbataka wa Ma’rifataka”
.
“Telah ku lepaskan Dunia dan Akhirat karena Engkau, Karuniakanlah Cinta dan Ma’rifatMu”.
• Wuquf Qalbi dan Baz Gasht adalah di antara syarat-syarat Zikir.
 
10. Di dalam satu majelis hendaklah mengerjakan zikir ini sebanyak 2000x  sehari dalam waktu 2 jam berzikir.
11. Begitu juga ketika berjalan, berbaring, bangun dan duduk, berwudhu ataupun tidak, setiap waktu dan keadaan hendaklah tetap tekun berzikir sehingga amalan zikir itu menjadi sifat yang tertanam dalam hati agar dapat menghasilkan penyucian batin dan menghasilkan Tawajjuh hati dan hadir hati terhadap Allah
.
Demikian, Semoga Allah memberikan Taufiq….


Tanda-Tanda Penyucian Batin Dan Warna Nur Lataif
Serta batas-batas Sayr Afaqi Dan Sayr Anfusi


Cahaya Nur-nur Latifah selalu dzahir pada pandangan batin ahli-ahli Kasyaf,  hal ini disebabkan karena tuntunan ilmu mereka, maka nampaklah penyaksian Musyahadah dalam diri mereka.
Para Ahli Kasyaf  telah menerangkan Nur Latifah-latifah ini dan menetapkan warna-warna tertentu untuk setiap Latifah tersebut, sebagai berikut :
1. Qalb – Kuning
2. Ruh – Merah
3. Sir – Putih
4. Khafi – Hitam
5. Akhfa – Hijau
Pada awalnya warna nur-nur tersebut ‘di luar diri’ dinamakan Sayr Afaqi. sesudah itu mereka akan memperhatikan warna cahaya nur-nur itu di dalam batin mereka dan ini dinamakan Sayr Anfusi.
Yang dimaksudkan dengan Sayr Afaqi adalah bermula dari bawah ‘Arash sampai sebawah-bawahnya dan yang dimaksudkan dengan Sayr Anfusi adalah bermula dari atas ‘Arash hingga seatas-atasnya.
Apabila semua Latifah ini telah keluar dari daerah Qalibiyah dan menuju naik dan bertawajjuh ke arah Asal Usulnya sampai ke ‘Arash ini dinamakan Sayr Afaqi.
Dan apabila dari atas ‘Arash, maka dia mengalami Jazbah tarikan dan untuk naik ke atas lagi, maka di situlah dinamakan permulaan Sayr Anfusi.

Tentang  “Kashaf ‘Ayani Dan Kashaf Wijdani”
 
Bagi orang-orang yang Ahli Kashaf, mereka dapat menyaksikan warna cahaya Nur-nur
tersebut dalam pandangan mereka. akan tetapi di zaman ini, mungkin disebabkan makanan yang halal sudah tercampur dengan perkara Syubhah, maka orang yang mencapai Kashaf ‘Ayani semakin berkurangan. Kebanyakan para penuntut memperolehi Kashaf Wijdani..

Perbedaan antara Kashaf Wijdani dan Kashaf ‘Ayani adalah, orang yang memiliki Kashaf ‘Ayani dapat melihat secara dzahir dari satu Maqam ke Maqam yang lain. Orang yang memiliki Kashaf Wijdani belum…….
Tentang  “Muraqabah Ahadiyyat”

Muraqabah adalah suatu kegiatan kerja menunggu serta menantikan limpahan karuniah Faidhz dari Mabda Faidhz yakni sumber pernyataan dan penampakan Faidhz yaitu Hadhrat Allah dan melihat, serta memperhatikan limpahan karuniah Faidhz tersebut jatuh pada Mawrid dirinya yaitu tempat terjatuhnya Faidhz pada kedudukan Latifah.
Kedudukan di mana limpahan Faidhz itu terjatuh, maka mana-mana Latifah itu dinamakan sebagai Mawrid Faidhz. Karena itulah Para Masyaikh telah menetapkan bagi setiap Maqam ada Muraqabah tertentu baginya.
Para Masyaikh telah menetapkan amalan Muraqabah Ahadiyyat.
Yang dikatakan Muraqabah Ahadiyyat itu adalah Muraqabah terhadap Hadhrat Zat Maha
Tinggi
yang terhimpun padaNya segala Sifat-Sifat yang sempurna dan suci dari segala sifat
kekurangan, kelemahan dan keaiban, bahwa Nama yang Mubarak yaitu Allah adalah bagi
Dzat yang dinamakan denganNya.
Dalam kegiatan Muraqabah, perkara yang perlu diperhatikan bahwa hendaklah kita
memperhatikan limpahan Faidhz dari Hadhrat Dzat Yang Maha Suci jatuh ke Latifah Qalb.

Tentang “ Zikir Rabitah”
 
Cara melakukan zikir ini adalah :
1. Membayangkan rupa wajah Mursyid dalam fikiran
2. Memelihara rupa bentuk Mursid di dalam hati
3. Membayangkan rupa kita ini sebagai rupa Mursyid kita.
Apabila amalan Rabitah ini telah menguasai murid, maka dia akan melihat pada segala
sesuatu dan akan kelihatan rupa Hadhrat Mursyidnya. Hal ini dinamakan “Fana Fi Syaikh”.

Bahwa dari permulaan menjalani tarikat, mulai dari ‘Arash turun ke bawah akan mendapati rupa Mursyid meliputi semuanya dan bahwa setiap gerak diamku itupun akan merasakan sebagai gerak diam Mursyid juga.
“Apabila setiap tembok dan dinding telah berubah menjadi cermin, saat datang ‘zauq’, di mana saja aku melihat Engkau ada disitu Mursyidku” (Syair)
Zikir semata-mata tanpa Rabitah dan tanpa “Fana Fi Syaikh” tidak akan sampai, karena bertentangan dengan Rabitah Mursyid.
Ketahuilah bahwa jalan Tarekat Rabitah jika dibandingkan dengan semua jalan Tarekat lainnya adalah merupakan jalan Tarekat yang paling terdekat untuk mencapai Makrifat.

Jadi semua ber-awal dari HATI, kita semua bisa “mengatur” HATI atau PERASAAN kita untuk mengubah NASIB kita kearah yang lebih baik  

Sholat Hakiki ku

Tidak ada komentar:

“Sholat Hakiki ku”

“ UNTUK YG FAHAM saja .. yg belum faham teruskan beramal dengan apa yang sudah difahami dan diyakini… “
.
“ Sholat dalam pandangan Ilmu Hakekat “
.
Pandangan Hakekat : Sholat bukan menyembah namun Sholat adalah berdiri menyaksikan diri sendiri yaitu bersaksi diri kita sendiri bahwa Tiada Nyata pada Diri Kita Hanya Allah yaitu Diri Batin ( Muhammad Mustaffa ) dan Diri Dzahir kita itu menanggung Rahasia Allah.
Pengertian SHOLAT HAKIKI ter-urai dalam kalimah ALHAMDU (alif–lam–ha–mim-dal) yang bermaksud SEGALA PUJI MILIK ALLAH. Inilah perkataan yang mula mula dilafazkan oleh manusia yaitu Nabi Allah Adam a.s
“ALIF” Melambangkan NIAT karena niat itu ialah mendzahirkan DIRI BATIN. Diri inilah IMAM yang kita ikuti yaitu ULIL AMRI atau pemerintah = pemimpin.
“LAM” Bila telah nyata Diri Batin, maka kita lafazkan TAKBIR RATUL IHRAM. Maka berawal dari sini bukanlah manusia yang berkehendak tetapi segala-galanya adalah digerakkan oleh Allah.
“HA” Apabila telah nyata Allah menguasai diri kita, maka kita pun rukuk menandakan kita tunduk patuh akan Kebesaran Allah dan siap menerima segala PerintahNya.
“MIM” Maka diri kita mengakui bahwa Dzat Allah itulah Tuhan Sekalian Alam yang meliputi seluruh diri kita mengwujudkan dan menghidupkan kita. Kita pun sujud menandakan rasa syukur kita.
“DAL” Satelah kita tahu Dzat telah meng-karunia-kan kepada diri kita menjadi KhalifahNya dibumi ini, maka kita pun merendah diri atas Karuniah itu (yang tidak dikaruniahkan Allah kepada makhluk lain selain manusia )
.
RINGKASAN ALHAMDU
.
ALIF = Niat
LAM = Berdiri Betul
HA = Ruku’
MIM = Sujud
DAL = Duduk Antara Dua Sujud
.
URAIAN TENTANG NIAT

Usalli, Fardhu, Rakaat, Lillah Hi Ta’ala
Usul Diri Rangka Nyata Allah
Usalli = Kita berniat untuk mengusul asal diri kita
Fardhu = Fardhu ialah Diri Yang Di-usul
Rakaat = Rangka kita ialah Jasad yang di dzahirkan
Lillah Hi Taala = Nyata Allah melalui jasad yang dzahir. Barulah dapat diusul akan Asal Usul Diri. Maka setelah diusul nyatalah Allah itu Meliputi Diri Dzahir dan Diri Batin.
Diri Dzahir tiada mempunyai daya dan upaya melainkan melakukan Af’al Allah semata-mata. Dengan KESADARAN itu maka Nyatalah Kebesaran Allah dan kita-pun TAKBIR untuk meng-ESA-kan Dzat Tuhan itu meliputi sekalian diri.
.
URAIAN TAKBIRATUL IHRAM
Allah = Sifat Napsiah = 1
Hu = Sifat Salbiah = 5
Akbar = Sifat Maani & Maknuyah = 14
Maka nyatalah ke 20 Sifat-sifat Kebesaran Allah didalam ucapan “ALLAH HU AKBAR”.
.
CARA- CARA SHOLAT HAKIKI
.
HAKEKAT SHOLAT :
Artinya berdiri menyaksikan diri sendiri, kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita.. Hanya diri batin (Allah) dan diri dzahir kita (Muhammad) yang membawa dan menanggung rahasia Allah swt.
Hal ini terkandung dalam surat Al-Fatihah yaitu :
Alhamdu (Alif, Lam, Ha, Mim, Dal)
Kalimah Alhamdu ini diterima ketika Rasulullah isra’ dan mi’raj.
Mengambil pengertian akan hakekat manusia pertama yang diciptakan Allah swt yaitu Adam as.
Takkala Roh (diri batin) Adam as. sampai ketahap dada, Adam as pun bersin dan berkata Alhamdulillah = Segala puji bagi Allah
Apa yang dipuji adalah : Dzat (Allah), Sifat (Muhammad), Asma’(Adam) dan Afa’al (Manusia)
Jadi sholat itu bukan berarti : Menyembah tapi suatu “cara” penyaksian diri sendiri dan sesungguhnya tiada diri kita melainkan diri Allah semata.
Kita menyaksikan bahwa diri kitalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah swt. Dan tiada sesuatu pada diri kita hanya rahasia Allah semata serta..tiada sesuatu yang kita punya kecuali Hak Allah semata.
Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Ahzab : 72
“Inna ‘aradnal amanata ‘alas samawati wal ardi wal jibal. Fa abaina anyah milnaha wa’asfakna minha wahamalahal insanu”
Artinya :
“Sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka enggan menerimannya (memikulnya) karena merasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya”
Dan karena firman Allah inilah kita mengucap :
“Asyhaduanlla Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah”
.
“Kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita sendiri hanya Allah semata-mata dengan tubuh dzahir kita sebagai tempat menanggung rahasia Allah dan akan menjaganya sampai pada masa yang telah ditentukan.”
Manusia akan berguna disisi Allah jika dapat menjaga amanah Rahasia Allah dan berusaha mengenal dirinya sendiri. Bila manusia dapat mengenal dirinya maka dengan sendirinya ia dapat mengenal Allah.
.
Hadits Qudsi….
“MAN ARAFA NAFSAHU FAKAD ARAFA RABBAHU”
“Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Allah Tuhannya”
.
Perkataan pertama dalam sembahyang itu adalah : Allahu Akbar (Allah Maha Besar)
Perkataan ini diambil dari asal ketika Roh diri Rahasia Allah itu dimasukkan kedalam tubuh Adam as. Kemudian Adam berusaha berdiri sambil menyaksikan keindahan tubuhnya dan berkata : Allahu Akbar (Allah Maha Besar).
Dalam Sholat harus memenuhi 3 syarat :
a. Fiqli (perbuatan)
b. Qauli (bacaan)
c. Qalbi (Hati atau roh atau qalbu).
.
Mengapa kita Sholat sehari-semalam 17 rakaat… ?
.
Pengertiannya  sebagai berikut :
Hawa, Adam, Muhammad, Allah dan Ah .
1. AH itu menandakan sholat subuh,”2”= Dzat dan Sifat
2. ALLAH itu menandakan sholat Zohor, “4” = Wujud, Alam, Nur dan Syahadah.
3. MUHAMMAD itu menandakan sholat Ashar “4” = Tanah, Air, Api dan Angin.
4. ADAM itu menandakan sholat Magrib, “3” = Ahda, Wahda, dan Wahdiah.
5. HAWA itu menandakan sholat Isya ,“4” = Mani, Manikam, Madi, dan Di.
.
Mengapa kita mengucapkan 2 kalimah Syahadat 9X dalam 5 waktu Sholat .. ?
.
Sebab diri batin manusia mempunyai 9 wajah.
Dua kalimah syahadat pada :
Sholat SUBUH 1X itu memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIR USIR (Rahasia di dalam Rahasia)
Sholat ZOHOR 2X memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIR dan AHDAH
Sholat ASHAR 2X memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat WAHDA dan WAHDIAH
Sholat MAGHRIB 2X memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat AHAD dan MUHAMMAD
Sholat ISYA 2X memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat MUSTAFA dan MUHAMMAD
.
Mengapa kita harus berniat dalam Sholat… ?

.
Karena= Niat itu merupakan kepala sembahyang.
Hakekat niat letaknya pada martabat “Alif” dan kalbu manusia di dalam sholat itu kita lafazkan di dalam hati :
Niat Sholat : “Aku hendak Sholat menyaksikan diriku karena Allah semata-mata.”
Dalilnya :

“LA SHOLATAN ILLA BI HUDURIL QALBI”
Artinya : Tidak Sah Sholat-Nya Kalau Tidak Hadir Hatinya (Qalbunya)
“LAYASUL SHOLAT ILLA BIN MA’RIFATULLAH”
Artinya : Tidak sah Sholat Tanpa Mengenal Allah
“WAKALBUL MU’MININ BAITULLAH”
Artinya : Jiwa Orang Mu’min Itu Rumahnya Allah
“WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ”
Artinya : Aku (Allah) Lebih Dekat Dari Urat Nadi Lehermu
“IN NAMAS SHOLATU TAMAS KUNU TAWADU’U”
Artinya : Hubungan Antara Manusia Dengan Tuhannya Adalah Cinta. Cintailah Allah Yang Karena Allah Engkau Hidup Dan Kepada Allah Engkau Kembali.
“AQIMIS SHOLATA LI ZIKRI”
Artinya : Dirikan Solat Untuk Mengingat Allah (QS. Taha : 145)
.
Sedangkan :
Al-Fatihah ialah merupakan tubuh sembahyang
Tahayat ialah merupakan hati sembahyang
Salam ialah merupakan kaki tangan sembahyang.
.
HAKEKAT AL-FATIHAH DALAM SHOLAT
Membersihkan hati dari pada syirik kepada Allah swt
Mengingat kita bahwa tubuh manusia itu mempunyai 7 lapis susunan jasad yaitu :
1. Bulu
2. Kulit
3. Daging
4. Darah
5. Tulang
6. Lemak
7. Lendir
.
7 ayat dalam Al-Fatihah merupakan tawaf 7 kali keliling Ka’abah.
.
HAKEKAT ALLAHU AKBAR DALAM SHOLAT  :
.
“Mengambil makna ucapan Nabi Adam as. Ketika berdiri menyaksikan dirinya sendiri dan Nabi Adam as, mengucap kalimah Allahu Akbar”
Peristiwa ini merupakan tajjali (perpindahan) diri rahasia Allah sehingga dapat di tanggung oleh manusia dengan 4 perkara yaitu :
1. Wujud
2. Ilmu
3. Nur
4. Syahadah
Perkataan Allah pada Allahu Akbar mengandungi makna atau martabat dzat sedangkan perkataan “Akbar” pada Allahu Akbar mengandungi makna atau martabat sifat.
Jadi Dzat dan Sifat itu tidak boleh berpisah. Dzat dan Sifat sama-sama saling puji memuji.
.
DALAM SHOLAT ITU JUGA MENGANDUNGI HAKEKAT ZAKAT.
.

Hakekat zakat dalam sholat ialah :
Mengandungi makna“Pembersih hati“ daripada syirik kepada Allah SWT.
“iiya Kanak Budu Wa iiya Kanasta’in”
Hanya kepada Allah lah aku menyembah dan hanya kepada Allah lah aku mohon pertolongan.
.
HAKEKAT PUASA DALAM SHOLAT :
.
a. Tidak Boleh Makan Dan Minum
b. Mata Berpuasa
c. Telinga Berpuasa
d. Kulit Berpuasa
e. Hati Berpuasa.
.
SHOLAT HAKIKI
.
Sesungguhnya Sholat itu ada 4 jenis yaitu :-
1 Sholat Syariat
2 Sholat Tharikat
3 Sholat Hakikat
4 Sholat Makrifat
ke 4 jenis Sholat diatas  berkaitan antara satu dengan yang lainya.
Firman Allah swt :
“Inna sholati kaanat ala mukminina kitabin mauquta”
Sesungguhnya sholat itu adalah WAJIB bagi orang orang yang beriman.
Hadist Nabi :
“Assholatu imanuddin”
Sholat itu tiang agama
.
 LAFADZ  NIAT  SHOLAT  HAKEKAT
.
ZOHOR
Sengaja aku sholat fardhu ZOHOR 4 rakaat dihadapan KAABAH di Mekah tunai karena Allah Ta’ala.
Ya Muhammad aku TAJALLI ini wajib adanya, sebabnya AKU mengadakan 4 rakaat ini ialah UJUD-ILMU–NUR–SUHUD, AKU mengadap kepada Aku ada Allah Ta’ala.
ASHAR

Sengaja aku sholat fardhu ASHAR 4 rakaat dihadapan KAABAH di Mekah tunai karena Allah Ta’ala
Ya Muhammad AKU tajalli wajib BERANASIR dengan 4 perkara yakni API-ANGIN-AIR–TANAH. Aku menghadap kepada AKU ada Allah Ta’ala.
MAGHRIB
Sengaja aku sholat fardhu MAGRIB 3 rakaat dihadapan KAABAH di Mekah tunai karena Allah Ta’ala
Ya Muhammad aku tajalli wajib AKU gaib kehendak mengadakan 3 rakaat yakni ALLAH-MUHAMMAD–ADAM. aku menghadap kepada AKU ada Allah Ta’ala.
ISYA’

Sengaja aku sholat fardhu ISYA 4 rakaat dihadapan KAABAH di Mekah tunai karena Allah Ta’ala
Ya Muhammad aku tajalli wajib AKU INSAN itu AKU mengadakan 4 rakaat yakni WADZI-MADZI–MANI-MAKNIKAM aku menghadap kepada AKU ada Allah Ta’ala
SUBUH
Sengaja aku sholat fardhu SUBUH 2 rakaat dihadapan KAABAH di Mekah tunai karena Allah Taala
Ya Muhammad aku yang WUJUD tajalli itu wajib BERTUBUH yang mengadakan 2 rakaat yakni DZAT – SI FAT aku mengadap kepada AKU ada dengan yaitu sebenar benarnya Allah Ta’ala.
ADAB MENGERJAKAN SHOLAT


a. Bentangkan sejadah , kemudian naik atasnya dimulai dengan kaki kanan lalu azan dan iqamat
b. Berdiri betul ..tangan kanan dan kiri disilangkan ..kanan diatas..pejamkan mata ..pandang DIRI BATIN..apabila jelas ..ucapkan KALIMAH SYAHADAH 3 x dan bedoa seperti berikut :
.
DOA…
Aku berdiri dengan HURUF ALIF, aku duduk dengan huruf BA .. diatas HAMPARAN RASULLULLAH .
Aku menghadap ke BAITULLAH KIBLAT DADA, KIBLAT RUH  ke  BAITUL MAKMUR – ALLAH KHALIQUL ALAM. Ruhku yang MENYEMBAH ALLAH DZAT WAJIBUL WUJUD – WUJUDUL MUKHDO  Maha Suci,  yang BERDIRI PADA SIFAT  “LAISA KAMISLIHI SYAIUN”
Mengucap 2 Kalimah Syahadah
.
c. Melafazkan NIAT mengikut sholat yang hendak didirikan itu
d. Luruskan kedua tangan dan TARIK NAFAS dari ujung kaki hingga sampai ubun ubun, kemudian lafazkan TAKBIR – Allah Hu Akbar. beserta angkat kedua tangan.
e. Sewaktu kita berdiri QIAM…tangan kanan diatas tangan kiri lalu kita baca Kalimah ini didalam hati.
Aa Uu Zubillah Minash Syaitanurrajim – Bismillah Hir Rahmanirrahim
Ya Muhammad RahasiaKU kepadamu. Ya Muhammad AKU yang mengadakan , AKU Dzat Allah Taala menjadi DIRI.

f. Baca DOA IFTITAH, Fatihah dan seterusnya sampai akhir
g. Selama membaca TAHIYYAT maka hendaklah kita ingat akan MAKSUD Kalam Allah itu seperti berikut :
Attahiyya ….hingga …assalamualaika ..wabarakatuh
AKU yang BERHAYAT sebenar-benarnya. AKU Yang Esa yang mengadakan engkau Muhammad. AKU Yang Memeberi RAHMAT engkau dan Yang Memberi Rahmat
Assalamua ALAI NA….
AKU yang sebenar-benarnya Tuhanmu
Wa ala ibadillah….sholihin
Dan yang ibadatullah itu yang amat baik itu AKU
Ash hadu Ila ha illalallah
AKU Tuhan Yang ESA..Tiada Tuhan Yang Disembah Melainkan AKU
Wa..ash hadu….rasullullah
AKU bersaksi Nabi Muhammad itu Pesuruh Allah
Allahuma….wa ala alihi Muhammad..
Ya Tuhanku juga yang memberi ANUGERAH itu ..Yang memberi kepada hambanya dan sekalian umat
Salam…  Inni ana ZATUL HAQ kekanan  …   Inni ana SIFATUL HAQ kekiri.
.
PERHATIKAN HAL DI BAWAH INI :
.
1 Sewaktu kita melangkah keatas sejadah dengan KAKI KANAN hendaklah dimulai bacaan BISMILLAH
2 Sewaktu takbir ALLAH HU AKBAR..maka niat dalam hati…AKULAH YANG MAHA BESAR
3 Sewaktu membaca FATIHAH maka hendaklah kita ingat akan SIFAT KITA dalam Fatihah.
4 Sewaktu RUKUK setelah baca subhana rabbial adzim…wabihamdihi 3 x ..maka baca pula ..AKU mempunyai KEBESARAN dan YANG AMAT MENGETAHUI
5 Sewaktu ITTIDAL setelah baca sami allahu liman hamidah 3 x ..lalu kita baca pula ..AKUlah YANG AMAT MENDENGAR dan AKU-lah YANG MEMBERI SEGALA KURNIAAN 1 x didalam hati
6 Sewaktu SUJUD setelah membaca subhana rabbial a’ala wabihamdihi 3 x lalu kita baca pula…AKU jua YANG DISEMBAH dan AKU jua YANG MENYEMBAH pada diriku sendiri 1x didalam hati.
7 Sewaktu DUDUK ANTARA 2 SUJUD setelah membaca rabbigh firgli warhamni wa jeburni warzukni wahdini wa’afni wa’fu anni 3x lalu kita baca AKU-lah YANG MENGAMPUNKAN DOSA dan MENGURNIAKAN RAHMAT dan KESEJAHTERAAN kepadamu 1 x didalam hati.
PAHAMI DULU TENTANG SHOLAT
.
Sebelum kita memulai sholat terlebih dahulu kita fahami akan ETIKA & PEGANGAN dalam sholat itu karena ini amat PENTING bagi kita. Tanpa pengertian ini, sholat kita HAMBAR tidak akan diterima oleh Allah dan tidak diakui oleh Nabi Muhammad SAW.
Sabda Nabi :
“Shollu kama roai tumuni usholli”
Sholat-lah kamu sebagaimana kamu lihat aku sholat
.
Perkara perkara itu adalah :-
1. AHDAH
Kita hendaklah mengerti bahwa DZAT YANG QODIM itulah DIRI BAGI MUHAMMAD (ruh) karena AHDAH itulah MARTABAT DZAT atau MUHAMMAD AWAL (Ta’ain Awal)
2. WAHDAH
Sesungguhnya SEGALA PERBUATAN dan KEJADIAN itu DARI NUR MUHAMMAD … DIRI bagi ADAM (Tubuh) karena ia adalah MARTABAT TA’AIN TSANI .. SIFAT bagi DZAT.
3. WAHDIAH
PENGAKUAN kita pada Allah karena MENERIMA JASAD, hakekatnya ialah QUDRAT & IRADAT Allah jua didalam sholat itu atau dengan kata lain YANG SEMBAHYANG ITU adalah RUH atau DZATUL BUKTI. Hilangkan perasaan kita pada pebuatan kita. YANG ADA HANYA DIRINYA semata-mata.
“La failun filsolati bihakikati illallah”
Tidak ada perbuatan dalam sholat itu melainkan Allah.
4. MI’RAJ
Sewaktu kita takbiratulihram ALLAH HU AKBAR maka yang naik atau MI’RAJ ialah QUDRAT & IRADAT Allah jua beserta naiknya NAFAS kita . Maka hilanglah UJUD kita pada UJUDNYA dibawa WAHDATUL AF’AL.
5. IHRAM – TERCENGANG

Hilang perasaan kita ketika mengatakan ALLAH HU AKBAR, fana’kan perasaan kita sampai kepada LA HAULAWALA QUWWATA ILLA BILLAHI ALIYYU ADZIM.
6. TUBADIL – TERGANTI

Gantikan pakaian dzahir atau perbuatan dzahir dengan perbuatanNYA. Jadi yang sholat itu adalah DIA juga pada hakekatnya.
7. MUNAJAT – PERMOHONAN
Yang meminta itu adalah sebenarnya QUDRAT  IRADATNYA jua…maknanya diri kita bermunajat dengan HAKEKATNYA.
.
SHOLATKU YANG HAKIKI…..
.
Orang lain SEMBAHYANG. Aku tidak. Aku SHOLAT.
Orang lain sembahyang MENYEMBAH TUHAN yang entah dimana untuk mendapatkan pahala dan surga, menjauhkan dosa dan neraka.
Aku tidak. Aku sholat untuk meng-usul Diriku. Aku sholat untuk menyaksikan dan me-nyata-kan DIRI HAKIKIku yaitu Allah yang meliputi seluruh diriku sebagai manusia. perkara dosa, pahala, surga dan neraka adalah Hak Allah bagiku, bukannya hak aku.
Orang lain sembahyang Rukunnya 13. Aku sholat Rukunku 14. Aku sholat dengan Wudhu Sempurna.
Orang lain berwudhu untuk bersihkan diri. Aku wudhu’ untuk Me-nafi-kan diri dan Meng-iya-kan (Isbatkan) Diri Hakikiku yaitu Allah Tuhanku.
Orang lain QIAM dengan coba mematikan diri mereka yaitu mematikan hawa nafsu. Aku pun QIAM dengan :-
1. Mengucap Dua Kalimah Syahadah DIDALAM HATI bukan dengan suara mulutku dengan mentasdiqkan Tiada Tuhan Melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu Pesuruh Allah.
2. Kemudian aku mengucap Kalimah itu buat kali keduanya dengan cara yang sama dengan mentasdiqkan : Bahwa tiada apa yang NYATA didalam diriku melainkan DIRI HAKIKIku yaitu Allah semata-mata dan Akulah Muhammad penyampai HAQ ALLAH kepada seluruh Jasadku.
3. Aku bersyahadah buat kali ketiga dengan mentasdiqkan : Bahwa Yang Wujud dialamku dan Alam maya ini hanyalah Allah semata-mata.
4. Aku teruskan Qiamku dengan BERSALAWAT kepada Baginda Rasullullah dengan bertasdiq bahwa Dialah asal usulku , bapak kepada Nyawaku dan beliaulah sebenar-benarnya Diri Hakikiku itu yaitu yang menamakan Dirinya Allah. Dialah Sifat Agung Allah Yang Rahasia yaitu Diri Rahasiaku.
Didalam Qiam aku BERHAUQALAH dan aku nyatakan penyerahan aku kepada Diri Hakikiku yaitu Allah :
Ya Allah masukkanlah wujud Jasadku kedalam Wujud Batinku dan masukkanlah Wujud Batinku kedalam DzatMu semata-mata Ya Allah setiap detik dan ketika dalam hidupku dunia akhirat. Aku serahkan apa yang ada padaku kepadaMu dan engkau serahkan pula apa yang ada padaMu kepadaku. Aku adalah kepunyaan Engkau sepenuhnya.


5. Aku memang berniat untuk Sholat. Namun aku nyatakan Niatku itu dengan melafazkan didalam hati : Ya Allah, aku sholat ……. zohor ….. empat rakaat untuk MENG-USUL, ME-NYAKSI-KAN dan ME-NYATA-KAN DIRI HAKIKIku YAITU ENGKAU karena Engkau juga Ya Allah. Jadi orang lain menyatakan niatnya dengan lafaz yang disuarakan mulutnya. Aku tidak, karena hatiku yang berkata aku sholat ……
6. Orang lain sembahyang dengan menyuarakan TAKBIRATUL IHRAM, Allah Hu Akbar. Aku tidak. Aku hanya menyuarakan Allah. Didalam HU, aku MI’RAJ kealam asalku yaitu ALAM LAHUT dengan menyerahkan wujudku kedalam Wujud Allah semata-mata. Kemudian aku turun dari Mi’rajku menuju keseluruh Alam tubuhku dengan Kebesaran AKBAR. Aku simpan Allah Hu Akbar di baitullah Mukminku didalam Jantungku.
7. Orang lain sembahyang BERKIBLATKAN BAITULLAH di Mekah. Aku tidak, aku cuma menghadapkan wajahku kearah Kaabah. Aku berkiblatkan Diri Hakikiku yaitu Allah yang meliputi diriku. Aku memandang wajahku sendiri.
8. Orang lain sembahyang dengan membaca apa apa yang perlu dibaca dengan mulut dan lidahnya yaitu dengan suara dzahir. Aku tidak. Diri Hakikiku membaca didalam hatiku. Aku hanya mendengar dan memperhatikan saja.
9. Didalam sembahyang, orang lain memberi salam kepada entah siapa. tapi aku tidak, Aku tahu kepada siapa aku tujukan salamku. Aku tujukan kepada Diri Batinku yaitu DZATULHAQ yaitu Aku yaitu Dzat Allah dan aku juga tujukan salam itu kepada SIFATUL HAQ yaitu Diri Dzahirku yaitu aku yaitu Sifat Allah.
10. Aku mengakhiri MUNAJATku dengan Kalimah Syahadah dan Salawat Nabi. Aku sadar wudhu’ itu pemisahan sementara antara Diri Dzahirku dengan Diri Batinku sementara Sholat itu Penyatuan semula kedua-duanya menjadi Esa dengan Dzat, Sifat, Asma dan Af’al Allah Tuhanku. Aku sudah TIADA, senantiasa TIDAK ADA karena YANG ADA HANYA DIRI HAKIKIKU yaitu ALLAH Tuhanku, Tuhan diriku dan Tuhan Rabbul Alamin.
ITULAH SHOLAT HAKIKIKU … dan orang akan mengatakan Islam macam apakah aku ini..?   karena tidak sembahyang…,  Ya..! memang aku sudah berhenti sembahyang sebab aku SHOLAT.  Biarlah orang mengatakan aku asalkan jangan aku mengatakan orang.
Page 1 of 6123...6Next »Last
 
back to top